Risma Minta Anak Tuli Bicara, Orangtua: Sangat Menyakiti Hati Saya
Nama : Nurul Aulia Asifa
Kelas : kessos 1c
Nim : 11210541000113
Risma Minta Anak Tuli Bicara, Orangtua: Sangat
Menyakiti Hati Saya
JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu orangtua dari penyandang disabilitas
menyayangkan tindakan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang meminta anak
tuli berbicara, dalam rangkaian acara Hari Disabilitas Internasional (HDI)
2021. Iies Arum Wardhani, orangtua dari anak penyandang disabilitas, sempat
menghadiri acara Hari Disabilitas Internaisonal yang digelar Kementerian Sosial
(Kemensos), pada Rabu (3/12/2021). Meski Iies mengapresiasi undangan Kemensos,
namun ia mengaku sakit hati saat mendengar Risma mengajak anak-anak tuli untuk
berteriak. “Ketika itu, beliau (Risma) mengatakan, ‘ayo berteriak seperti ini’.
Itu benar-benar sangat menyakiti hati saya,” kata Iies, dalam konferensi pers
Koalisi Organisasi Penyandang Disabilitas Anti-Audism secara daring, Jumat
(3/12/2021).
Awalnya, ia berharap acara HDI yang digelar
Kemensos bisa menjadi acara yang hangat dan memanusiakan anaknya.
Namun, acara itu tidak sesuai harapannya. Sebab,
anak-anak tuli diberikan alat bantu dengar dan diminta untuk berbicara.
“Kemudian didorong, menggunakan 'Ayo kamu berkata horee, A, A,’ itu sangat
menyakiti saya. Apalagi dengan perkataan, kamu sekarang tidak bisu,” tuturnya.
Sementara itu, Udana Maajid Pratista, penyandang disabilitias tuli, juga
menyatakan rasa kecewanya atas acara HDI yang diadakan Kemensos. Udana juga
hadir dalam acara HDI pada Rabu kemarin. Menurut Udana, teman tuli biasanya
lebih suka berbahasa isyarat. “Tapi kemarin seperti ada perasaan, saya merasa
sakit hati. Padahal tidak semua tuli itu bisa nyaman untuk berbicara,” ucapnya.
Diberitakan, Risma dikritik penyandang disabilitas
karena meminta penyandang tunarungu untuk berbicara di Hari Disabilitas
Internasional, Rabu (1/12/2021). Berdasarkan siaran dari akun YouTube Kemensos,
Risma mengunjungi berbagai stan pameran karya penyandang disabilitas. Di situ
Risma meminta penyandang disabilitas mental dan tuli berbicara menyampaikan hal
yang ingin disampaikan secara langsung. Tindakan Risma ini menuai kritik dari
penyandang disabilitas tuli bernama Stefan. "Ibu, saya harap sudah
mengetahui tentang CRPD bahwasannya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu
dengar, tetapi tidak untuk dipaksa berbicara," kata Stefan dikutip Kamis
(2/12/2021).
Dalam kesempatan lain, Risma menegaskan, tidak
memiliki niat untuk memaksa para penyandang disabilitas tuli untukberbicara.
Mantan Wali Kota Surabaya ini berharap para
penyandang disabilitas tuli dapat mengoptimalkan dan melatih diri untuk
berbicara, meminta tolong, apabila berada dalam situasi yang membahayakan diri.
“Untuk apa saya memaksa karena enggak ada gunanya buat saya. Tapi bahwa saya
ingin di saat mereka di kondisi terpepet tadi, minimal dia bisa minta tolong
atau dia bisa berjuang untuk itu, untuk mengamankan dirinya, karena kasihan
sekali,” kata Risma.
Tanggapan saya akan hal ini sangat menyayangkan tindakan bu risma sendiri karena ia memaksa tuna rungu untuk
berbicara, sedangkan kita tahu bahwa seseorang mempunyai kekurangan dan
kelebihan masing- masing. Banyak dari mereka yang tidak seberuntung orang-orang
normal diluar sana. Seharusnya di acara seperti ini bu risma harus lebih bisa menggunakan
hati nuraninya.
Komentar
Posting Komentar