Catatan mingguan ke 8
Nama: Nurul Aulia Asifa
Kelas: Kesejahteraan sosial 2C
Nim : 11210541000113
Entaskan Masalah Sosial di Indonesia, Mensos Luncurkan Program Pejuang Muda
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meluncurkan Program “Pejuang Muda” bagi mahasiswa sebagai salah satu upaya mempercepat pengentasan masalah sosial di Indonesia, Jumat (17/9/2021).
Adapun program tersebut merupakan kolaborasi antara Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). "Program Pejuang Muda nantinya memiliki fokus social entrepreneurship atau kewirausahaan sosial," kata Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (18/9/2021).
Lewat program itu, lanjut dia, mahasiswa akan diberikan kesempatan mencari pengalaman di lapangan secara langsung ke daerah prioritas.
Daerah prioritas yang dimaksud adalah daerah pascabencana, daerah kantong-kantong kemiskinan, hingga daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT) di seluruh nusantara. Risma menjelaskan, program Pejuang Muda merupakan laboratorium sosial bagi para mahasiswa.
“Dengan adanya program ini, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret,” jelasnya.
Untuk diketahui, program Pejuang Muda setara dengan 20 satuan kredit semester (SKS).
Lewat program Pejuang Muda, mahasiswa akan ditantang untuk belajar dari warga, sekaligus berkolaborasi dengan pemerintah daerah (pemda), pemuka masyarakat, tokoh agama setempat, serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah.
Mahasiswa pada program Pejuang Muda berperan sebagai agen perubahan sosial. Itu berarti, mahasiswa dituntut aktif untuk mengindentifikasi masalah, memformulasikan solusi terbaik, memberikan alternatif solusi, membuat perencanaan sumber daya dan capaian, mengerahkan peran serta elemen masyarakat, mengimplementasikan solusi, serta membuat pelaporan dan pengukuran dampak.
"Mahasiswa juga bisa mengikuti kategori program sesuai jurusan atau isu yang menarik bagi mereka. Isu tersebut di antaranya adalah pengembangan program bantuan sosial (bansos), pemberdayaan fakir miskin dan lanjut usia (lansia), pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan, dan fasilitas untuk kepentingan umum," kata Risma. Untuk pelaksanaan aktivitas gabungan dapat dilakukan melalui dua bentuk, yaitu offline dan online.
Aktivitas offline, kata dia, menugaskan mahasiswa turun langsung ke lapangan dengan terlibat aktif dalam yayasan, panti, atau balai sosial di daerah. Sementara aktivitas online dilakukan mahasiswa agar lebih inklusif sehingga menjadi jembatan bagi daerah dan publik luas yang tergerak membantu.
"Program ini terbuka untuk mahasiswa minimal semester lima pada semua program studi program sarjana strata (S1) dan minimal Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,75. Kami siapkan untuk 514 kabupaten dan kota," ucap Risma. Untuk fasilitas, imbuh dia, para mahasiswa akan diberikan dana transportasi dan operasional serta experience apabila ingin membuat proyek dan biaya pertemuan. Secara keseluruhan, Kemensos akan memberikan fasilitas yang layak.
- Tanggapan : Menurut saya program ini sangat bagus karena bisa melatih mahasiswa agar bisa menyalurkan ilmu yang telah dipelajari ke masyarakat yang ditujukan. Tentunya program ini berdampak positif karena selain menambah pengalaman mahasiswa dalam pekerjaan program ini juga berdampak positif dalam pengentasan masalah sosial yang dialami oleh masyarakat yang ditujukan
Komentar
Posting Komentar